Guan Yu Meninggal Karena

Guan Yu Meninggal Karena

E. Penghormatan Guan Yu Sebagai Dewa Dalam Taoisme dan Buddhisme

Sebagai Dewa, Kwan Kong dipuja oleh umat Taoisme, Konfusianisme, dan Buddhisme, Kaum Taoist memujanya sebagai Dewa pelindung dari malapetaka peperangan. Kaum Konfusianisme menghormati sebagai Dewa Kesusasteraan; sementara kaum Buddhist memujanya sebagai Hu Fa Qie Lan atau Qie Lan Pelindung Dharma.

Menurut kepercayaan kaum Buddist, setelah Kwan Kong meninggal arwahnya muncul di hadapan Biksu Pu Jing, di kuil Yu Quan Si yang terletak di gunung Yu Quan Shan, propinsi Hubei. Biksu Pu Jing disebutkan pernah menolong Kwan Kong yang akan dicelakai seorang panglima Cao Cao, dalam perjalanannya bergabung dengan pasukan Liu Bei.

Setelah itu, karena takut pembalasan Cao Cao, Biksu Pu Jing menyingkir ke gunung Yu Quan Shan, dan mendirikan Kuil Yu Quan Si. Setelah lebih dari 1000 tahun sejak peristiwa itu, Kwan Kong pun dipuja sebagai Boddistsatwa Pelindung Buddha Dharma.

Penghormatan terhadap Kwan Kong sebagai orang kesatria yang teguh terhadap sumpahnya, tidak goyah akan harta kekuasaan dan kedudukan, serta setia terhadap saudara2 angkatnya, menyebabkan ia memperoleh penghormatan yang tinggi oleh Kaisar-Kaisar pada jaman berikutnya.

Kwan Kong memperoleh gelar yang tidak tangung2. Ia disebut ‘Di’ yang berarti (disetarakan) ‘Maha Raja“. Sejak itu, Ia disebut Guan Di atau Guan Di Ye (Hokkian : Koan Te Ya) yang berarti “Paduka Maha Raja Guan”, sebutan gelar Kedewaan yang sejajar dengan Xuan Tian Shang Di.

Baca juga : Kitab Suci Guan Sheng Di Jun (Guan Gong)

Dubious account from the Dianlue

The Dianlue recorded:

When Guan Yu was besieging Fancheng, Sun Quan sent a messenger to Guan Yu to offer aid while secretly instructing the messenger to take his time to travel there. He then sent a registrar ahead to meet Guan Yu first. Guan Yu was unhappy that Sun Quan's offer came late because he had already captured Yu Jin by then. He scolded the messenger, "You raccoon dogs dare to behave like this! If I can conquer Fancheng, what makes you think I can't destroy you?" Although Sun Quan felt insulted by Guan Yu's response, he still wrote a letter to Guan Yu and pretended to apologise and offer to allow Guan Yu to pass through his territory freely.[Sanguozhi zhu 7]

Pei Songzhi commented on the Dianlue account as follows:

Although Liu Bei and Sun Quan appeared to get along harmoniously, they were actually distrustful of each other. When Sun Quan later attacked Guan Yu, he dispatched his forces secretly, as mentioned in Lü Meng's biography: '[...] elite soldiers hid in vessels disguised as civilian and merchant ships.' Based on this reasoning, even if Guan Yu did not seek help from Sun Quan, the latter would not mention anything about granting Guan Yu free passage in his territory. If they genuinely wished to help each other, why would they conceal their movements from each other?[Sanguozhi zhu 8]

By the time Guan Yu retreated from Fancheng, Sun Quan's forces had occupied Jiangling and captured the families of Guan Yu's soldiers. Lü Meng ordered his troops to treat the civilians well and ensure that they were not harmed.[j] Most of Guan Yu's soldiers lost their fighting spirit and deserted and went back to Jing Province to reunite with their families. Guan Yu knew that he had been isolated so he withdrew to Maicheng (麥城; in present-day Dangyang, Hubei) and headed west to Zhang District (漳鄉), where his remaining men deserted him and surrendered to the enemy. Sun Quan sent Zhu Ran and Pan Zhang to block Guan Yu's retreat route. Guan Yu, along with his son Guan Ping and subordinate Zhao Lei (趙累), were captured alive by Pan Zhang's deputy Ma Zhong (馬忠) in an ambush. Guan Yu and Guan Ping were later executed by Sun Quan's forces in Linju (臨沮; in present-day Nanzhang County, Hubei).[Sanguozhi 19][Sanguozhi others 17][Sanguozhi others 18]

“读好书,说好话,行好事,做好人” (關公语)

Dú hǎo shū, shuō hǎohuà, xíng hǎoshì, zuò hǎorén – Guān Gōng yǔ

Artinya kira2 : “Membaca buku-buku yang bagus, Berbicara hal yang baik, Melakukan perbuatan yang benar, Jadilah orang yang baik” – kata Kwan Kong.

Baca juga : Kematian Guan Yu (story)

Alternate account from the Shu Ji

The Shu Ji mentioned that Sun Quan initially wanted to keep Guan Yu alive in the hope of using Guan Yu to help him counter Liu Bei and Cao Cao. However, his followers advised him against doing so by saying, "A wolf shouldn't be kept as a pet as it'll bring harm to the keeper. Cao Cao made a mistake when he refused to kill Guan Yu and landed himself in deep trouble. He even had to consider relocating the imperial capital elsewhere. How can Guan Yu be allowed to live?" Sun Quan then ordered Guan Yu's execution.[Sanguozhi zhu 9]

Pei Songzhi disputed this account as follows:

According to (Wei Zhao's) Book of Wu, when Sun Quan sent Pan Zhang to block Guan Yu's retreat route, Guan Yu was executed after he was captured. Linju was about 200 to 300 li away from Jiangling, so how was it possible that Guan Yu was kept alive while Sun Quan and his subjects discussed whether to execute him or not? The claim that 'Sun Quan wanted to keep Guan Yu alive for the purpose of using him to counter Liu Bei and Cao Cao' does not make sense. It was probably meant to silence smart people.[Sanguozhi zhu 10]

Sun Quan sent Guan Yu's head to Cao Cao, who arranged a noble's funeral for Guan Yu and had his head properly buried with full honours.[Sanguozhi zhu 11] In October or November 260, Liu Shan granted Guan Yu the posthumous title "Marquis Zhuangmou" (壯繆侯).[Sanguozhi 20][Sanguozhi others 19] According to posthumous naming rules in the Yi Zhou Shu, "mou" was meant for a person who failed to live up to his reputation.[12]

Notable Guandi temples worldwide (outside mainland China)

Citations from the Sanguozhi zhu

Links to related articles

Patung Guan Yu di Jingzhou

Kisah Sumpah Setia di Kebun Buah Persik

Guan Yu dalam pengembaraannya berjumpa dengan Liu Bei dan Zhang Fei di sebuah kedai arak. Dalam pembicaraan, mereka ternyata cocok dan satu hati, sehingga memutuskan mengangkat saudara. Upacara pengangkatan saudara ini dilaksanakan di rumah Zhang Fei dalam sebuah kebun buah Tao atau kebun persik. Liu Bei menjadi saudara tertua, Guan Yu yang kedua dan Zhang Fei yang ketiga.

Bersama-sama mereka bersumpah sehidup semati dan berjuang untuk membela negara. Peristiwa ini terkenal dengan nama “Tao Yuan Jie Yi” atau “Sumpah Persaudaraan Di Kebun Persik”, yang sangat dikagumi oleh orang dari zaman ke zaman dan dianggap sebagai lambang persaudaraan sejati. Lukisan tiga bersaudara yang sedang melaksanakan upacara sumpah angkat saudara ini banyak menjadi objek lukisan, pahatan, dan patung keramik yang sangat disukai orang hingga sekarang ini.

Kisah Guan Yu Terluka Oleh Panah Beracun

Pada saat Guan Yu berperang melawan pasukan Negara Wei, Guan Yu terluka oleh panah beracun. Tabib Hua Tuo melakukan bedah lengan Guan Yu tanpa anastesi dan menyembuhkan luka beracun tersebut dengan cara mengikis tulang. Hua Tuo menggunakan pisau untuk mengikis racun yang sudah merasuk ke tulang, hingga mengeluarkan bunyi. Tanpa dibius, Guan Yu tetap santai makan dan minum sambil bermain catur dengan muka senyum, sama sekali tidak tersirat wajah menahan sakit. Tabib sakti Hua Tuo memuji Beliau dengan berkata “Jenderal benar-benar seorang Dewa yang datang dari langit.”

Kekalahan Guan Yu dimulai dari situasi yang tidak menguntungkan di pihaknya. Cao Cao mulai mengajak Sun Quan untuk beraliansi secara diam-diam. Sun Quan yang sejak lama menginginkan kota Jingzhou (yang dikuasai Guan Yu pada waktu itu) agar kembali kedalam wilayah kekuasaannya, setuju dengan Cao Cao dan mengerakan pasukan merebut Jingzhou. Guan Yu akhirnya berhasil dijebak dan ditawan, kemudian dihukum mati karena menolak untuk memihak pada Sun Quan. Karena takut akan pembalasan Liu Bei, kepala Guan Yu dikirimkan ke tempat Cao Cao.

Pada waktu itu, Guan Yu ditangkap bersama Guan Ping, anak tertuanya, dibawa ke tengah perkemahan Sun Quan. Guan Yu hanya tertawa saja ketika dibawa untuk dihukum mati. Algojo yang akan memanggalnya menjadi ketakutan ketika menatap Guan Yu dan dia tidak berani untuk melaksanakan eksekusi itu, tidak ada prajurit biasa yang berani. Akhirnya Jenderal Pan Zhang dengan menggunakan Golok Naga Hijau memenggal kepala Guan Yu.

Cao Cao yang sejak lama kagum kepada Guan Yu memakamkan kepalanya setelah disambung dengan tubuh dari kayu cendana secara agung. Kuburan Guan Yu terletak di propinsi Henan kira-kira 7 km sebelah utara kota Louyang. Pemandangan di situ sangat indah, sedangkan bangunan kuburannya sangat megah seakan-akan sebuah bukit kecil dari kejauhan. Sekeliling bangunan itu ditanami pohon Bai (Cypress) yang selalu hijau, melambangkan semangat Guan Yu yang tidak pernah padam dan abadi dari jaman ke jaman. Pohon-pohon itu kini sudah menghutan dan ratusan tahun umurnya, sebab itu tempat tersebut dinamakan Guan Lin. Batu nisannya adalah hadiah dari kaisar Dinasti Qing, dimana makam itu telah dipugar kembali.

Berdekatan dengan Guan Lin, terdapat sebuat kelenteng peringatan untuk mengenang Guan Yu, yang dibangun pada jaman Dinasti Ming. Kelenteng itu merupakan hasil seni bangunan dan seni ukir yang bermutu tinggi, sehingga merupakan objek wisata yang selalu dikunjungi para wisatawan dari dalam negeri dan luar negeri. Kelenteng peringatan Guan Yu terdapat di Jiezhou, propinsi Shanxi. Jiezhou, yang pada jaman San Guo disebut Hedong, adalah kampung halaman Guan Yu. Kelenteng itu memiliki keindahan bangunan dan arsitektur yang sangat mengagumkan dan merupakan salah satu objek wisata terkemuka di Shanxi.

Kwan Kong juga dikenal dengan nama mulia Kwan Seng Tee Kun adalah satu diantara dua dewa peperangan (Bu Seng) selain Yo Fei (Gak Hui 1103-1141 M). Kwan Kong atau Kwan Te (?-219 M) adalah sosok pribadi yang sangat dihormati di Tiongkok. Dikalangan Buddhis beliau dikenal sebagai Kwan Tee Pousat atau Ka Lam Pousat, sedangkan di kalangan Konfusianisme diakui sebagai salah satu Sin Beng yang dihormati.

Kwan Kong adalah seorang pahlawan yang hidupnya bersih, rendah hati, menjunjung tinggi persahabatan, patriot sejati, berpegang teguh terhadap dasar-dasar pribadi luhur. Golongan Taois mencantumkan beliau sebagai salah satu Sin Beng dalam buku Tao Chiao Chu Shen.

Perilaku atau sikap hidup Kwan Kong dalam kisah roman Tiga Negara (Sam Kok) 220-280 M adalah:

Teguh dalam tata Susila (Lee)

Setelah terkepung dalam peperangan dengan tantara Cho Cho, Kwan Kong bersedia menyerah dengan tiga syarat, yaitu; 1) Kwan Kong menyerah kepada Dinasti Han dan bukan kepada Cho Cho; 2) Memberikan perawatan dan kesejahteraan yang memadai bagi kedua istri Lauw Pi yang menjadi tanggung jawabnya; dan 3) Begitu Kwan Kong mengetahui di mana Lauw Pi (kakak angkatnya) berada, Kwan Kong direstui untuk menyusul. Ketiga syarat tersebut dipenuhi oleh Cho Cho. Namun untuk Kwan Kong dan kedua kakak iparnya hanya disediakan satu kamar dengan maksud untuk mengaburkan tata Susila antara ketiganya. Meski dengan kondisi demikian, Kwan Kong mempersilahkan kakak iparnya tidur di dalam kamar, sedangkan beliau sendiri berdiri di muka pintu. Sebelah tangan memegang golok ceng-liong yang-goat to dan tangan lainya memegang kitab Cun Ciu yang dibacanya semalam suntuk.

Kesetiaan terhadap saudara angkat – nya, Lau Pi (Tiong dan Sin)

Ketika menerima jubah sutera yang indah dari Cho Cho, Kwan Kong memakainya di sebelah dalam sementara baju luarnya tetap yang berasal pemberian Lauw Pi, sebagai tanda tidak melupakan sumpah sebagai saudara. Begitu Kwan Kong mendengar Lauw Pi ada bersama Wan Siao, beliau langsung memboyong kedua kakak iparnya dan menyusul ke tempat Wen Sao segera tanpa meminta restu dari Cho Cho. Dalam perjalanan melalui berbagai macam ancaman bahaya di lima kota (kisah ini adalah Kwan Kong Kwe Ngo Kwan) yang terkenal dalam Sam Kok.

Berperikemanusiaan yang mendalam dan berbudi luhur (Jin-Gi)

Dalam peperangan besar di sungai Tiang Kang (Chang Tsiang) sebagai kisah pertempuran besar di Cek-pek, tentara Cho Cho yang berjumlah 830.000 orang; 7.000 kapal besar dan kecil yang sudah digandengkan dalam rangkaian 30 kapal tiap kelompoknya serta perbentengan sepanjang kira-kira 300 li lebih, dibakar dan dihancurkan oleh pasukan Tong Gouw atas keunggulan dan taktik perang Ciu Ji dan Cu Kat Liang (Kong Beng) yang terkenal. Tentara dan para panglima termasuk Cho Cho sendiri digempur, dikepung, dikejar, disergap dan dimusnahkan. Akhirnya Cho Cho dengan pengikutnya yang berjumlah ratusan orang dalam keadaan terluka, letih, lapar, kedinginan, dengan semangat yang hancur lebur serta dalam keputusasaan mereka lari melalui celah pegunungan yang sempit yaitu celah Koay Yong To. Ternyata disana telah siap dengan pasukan yang masih segar dan gagah, Kwan Kong sambil melintangkan golok Naga Hijau berbentuk bulan sabit yang besar. Beliau tampak angker dan gagah perkasa. Tentara Cho Cho yang camping-camping begitu ketakutan.

Dalam keadaan terpaksa Cho Cho memohon diberi jalan hidup dengan mengungkapkan penghargaan, budi kebaikan yang pernah ia berikan ketika Kwan Kong tinggal di Kota Raja Dinasti Han serta hubungan yang sangat akrab antara keduanya. Kwan Kong sebagai sosok manusia yang sangat menjunjung tinggi budi orang, sangat tersentuh sanubarinya, dan hatinya luluh mendengar perkataan Cho Cho.

Kisah selanjutnya Kwan Kong membiarkan Cho Cho bersama tentara yang sudah tidak keruan keadaannya lewat tanpa gangguan. Sesaat kemudian Kwan Kong membentak tentara yang melaluinya, serentak tentara Cho Cho turun dari kuda serta berlutut sambal menangis; Kwan Kong segera memalingkan muka dengan penuh haru dan kembali ke markas pasukan besar dengan loyo. Perasaan belaskasihannya bergejolak, namun dengan tindakan yang dilakukannya itu, Kwan Kong sebenarnya menghadapi hukuman penggalan kepala. Persoalan yang dihadapinya bersumber kepada surat perjanjian yang dibuat bersama dengan Kong Beng. Isi perjanjian tersebut adalah tentang Cho Cho dan tentara yang kalah perang.

Apabila Cho Cho dan tentaranya tidak lewat celah Hoay Yong To, Kong Beng siap untuk dipenggal kepalanya; sebaliknya jika Cho Cho dan tentaranya lewat disana dan Kwan Kong tidak berhasil menangkapnya, Kwan Kong harus menyerahkan kepalanya untuk dipenggal.

Begitu agung rasa pengorbanan karena rasa kasihannya yang sangat besar.

Di medan perang Kwan Kong senantiasa berlandaskan ajaran Ti Jian Yong (kearifan kasih saying dan teguh) yang terkandung dalam kitab Tiong Yong.

Itulah sekelumit kisah sosok pribadi agung, Kwan Kong atau Kwan In Tiang.

Sumber : kisah para suci, penerbit Bhakti. 2011.

Daripada Wikipedia, ensiklopedia bebas.

Guan Yu (meninggal dunia pada tahun 219),[1] dengan gaya namanya iaitu Yunchang, merupakan seorang jeneral yang berkhidmat di bawah laksamana Liu Bei pada lewat Dinasti Han Timur di China.

Jika anda melihat rencana yang menggunakan templat {{tunas}} ini, gantikanlah dengan templat tunas yang lebih spesifik.

Last Updated on 24 September 2021 by Herman Tan Manado

Guan Gong (Hanzi : 关公, Hokkian : Kwan Kong) adalah seorang Jenderal perang kenamaan yang hidup pada jaman 3 Kerajaan Sam Kok (三國; San Guo), pada rentang tahun 160 – 220 M.

Nama aslinya adalah Guan Yu (关羽), atau Guan Yun Chang (关云长). “Guan” adalah marganya, dan “Gong” berarti tuan, atau gelar kehormatan. Oleh karena itu, Guan Gong berarti “Dewa Guan”.

Beliau juga disebut Guan Sheng Di Jun (關聖帝君), dan oleh Kaisar Han, Beliau diberi gelar Han Shou Ting Hou (漢夀亭侯) yang berarti “Marquis dari Han Shou”.

Beliau dipuja karena kesetiaan dan kejujuran, sebagai lambang/teladan sifat2 ksatria sejati yang selalu menempati janji dan setia pada sumpahnya. Oleh sebab itu, Guan Gong merupakan Dewa yang paling banyak dipuja di kalangan masyarakat. disamping kelenteng2 yang secara khusus memuja-Nya. Lukisan Nya banyak terpasang di rumah pribadi, toko, bank, kantor polisi, pengadilan, sampai di markas organisasi mafia! Dimana para anggota perkumpulan rahasia itu biasanya berkumpul dan melakukan sumpah setia satu sama lain.

Karena itu, Beliau adalah satu2 nya Dewa yang dipuja, baik oleh orang2 golongan hitam maupun orang2 golongan putih.

Di samping dipuja sebagai lambang kesetiaan dan kejujuran, Guan Yu juga dipuja sebagai Dewa Pelindung Perdagangan, Dewa Pelindung Kesusastraan, dan Dewa Pelindung rakyat dari malapetaka peperangan yang mengerikan.

Julukan “Dewa Perang” sebagai umumnya dikenal dan dialamatkan kepada Guan Yu, harus diartikan sebagai Dewa yang bertugas untuk menghindarkan peperangan dan segala akibatnya yang menyengsarakan rakyat, sesuai dengan watak-Nya yang budiman. Guan Yu adalah penduduk asli kabupaten Hedong (sekarang kota Yuncheng), Propinsi Shanxi, Tiongkok.

Kebajikan Guan Gong melambangkan Kehormatan, Loyalitas, Integritas, Keadilan, Keberanian, dan Kekuatan, adalah cita2 yang benar2 dapat mempengaruhi kita. Di Negara2 barat, Dewa Guan Gong dikenal “Tao God of War”. Sebutan ini berasal dari fakta bahwa Dewa Guan Gong adalah jenderal militer yang paling terkenal di sepanjang sejarah Tiongkok.

Encounter with Xu Huang

Cao Cao later sent Xu Huang to lead another army to reinforce Cao Ren at Fancheng. Xu Huang broke through Guan Yu's encirclement and routed Guan Yu's forces on the battlefield, thus lifting the siege on Fancheng.[Sanguozhi others 15] Guan Yu withdrew his forces after seeing that he could not capture Fancheng.[Sanguozhi 17] The Shu Ji recorded an incident about Xu Huang encountering Guan Yu on the battlefield. Xu Huang was previously a close friend of Guan Yu. They often chatted about other things apart from military affairs. When they met again at Fancheng, Xu Huang gave an order to his men: "Whoever takes Guan Yu's head will be rewarded with 1,000 jin of gold." A shocked Guan Yu asked Xu Huang, "Brother, what are you talking about?" Xu Huang replied, "This is an affair of the state."[Sanguozhi zhu 6]

Although Guan Yu defeated and captured Yu Jin at Fancheng, his army found itself lacking food supplies, so he seized grain from one of Sun Quan's granaries at Xiang Pass (湘關). By then, Sun Quan had secretly agreed to an alliance with Cao Cao and sent Lü Meng and others to invade Jing Province while he followed behind with reinforcements. At Xunyang (尋陽), Lü Meng ordered his troops to hide in vessels disguised as civilian and merchant ships and sail towards Jing Province. Along the way, Lü Meng infiltrated and disabled the watchtowers set up by Guan Yu along the river, so Guan Yu was totally unaware of the invasion.[Sanguozhi others 16]

When Guan Yu embarked on the Fancheng campaign, he left Mi Fang and Shi Ren behind to defend his key bases in Jing Province – Nan Commandery and Gong'an. Guan Yu had constantly treated them with contempt. During the campaign, after Mi Fang and Shi Ren sent insufficient supplies to Guan Yu's army at the frontline, an annoyed Guan Yu said, "I will deal with them when I return." Mi Fang and Shi Ren felt uneasy about this. When Sun Quan invaded Jing Province, Lü Meng showed understanding towards Mi Fang and successfully induced him into surrendering while Yu Fan also persuaded Shi Ren to give up resistance. With the exceptions of the northwest, Liu Bei's territories in Jing Province fell under Sun Quan's control after the surrenders of Mi Fang and Shi Ren.[Sanguozhi 18]

Early life and career

Guan Yu was from Xie County (解縣), Hedong Commandery, which is present-day Yuncheng, Shanxi. His original courtesy name was Changsheng (長生).[Sanguozhi 1] He was very studious, and was interested in the ancient history book Zuo zhuan and could fluently recite lines from it.[Sanguozhi others 1][Sanguozhi zhu 1] He fled from his hometown for unknown reasons[h] and went to Zhuo Commandery. When the Yellow Turban Rebellion broke out in the 180s, Guan Yu and Zhang Fei joined a volunteer militia formed by Liu Bei, and they assisted a colonel Zou Jing in suppressing the revolt.[Sanguozhi 2][Sanguozhi others 2] Guan Yu and Zhang Fei were known as stalwart and strong men; which made them talented fighters.[9]

When Liu Bei was appointed as the Minister (相) of Pingyuan, Guan Yu and Zhang Fei were appointed as Majors of Separate Command (别部司马), each commanding detachments of soldiers under Liu Bei. Liu Bei cherished them as if they were his own brothers and the three of them were as close as brothers to the point of sharing the same room, sleeping on the same mat and eating from the same pot.[10] Zhang Fei and Guan Yu protected Liu Bei whenever there were large crowds of people and also stood guard beside him when he sat down at meetings all day long. They followed him on his exploits and were always ready to face any danger and hardship.[Sanguozhi 3] And for their military prowess were appraised as "enemy of ten-thousand".[Sanguozhi 4] Guan Yu was noted for his kindness towards his soldiers and fealty to Liu Bei akin to family, but had no respect for the gentry and treated them without courtesy.[Sanguozhi others 3][Sanguozhi 5][Sanguozhi others 4]

B. Kisah Sumpah Setia 3 Bersaudara di Kebun Buah Persik

Dalam babak pertama dalam novel, diceritakan bagaimana Guan Yu dalam pengembaraannya berjumpa dengan Liu Bei (刘备) dan Zhang Fei (张飞) disebuah kedai arak. Dalam pembicaraan mereka ternyata cocok dan sehati, sehingga memutuskan untuk mengangkat saudara satu sama lain.

Upacara pengangkatan saudara ini, dilaksanakan di rumah Zhang Fei, dalam sebuah kebun buah Tao atau kebun persik. Liu Bei pun menjadi saudara tertua, Guan Yu yang kedua, dan Zhang Fei yang ketiga.

Bersama2 mereka bersumpah sehidup semati dan berjuang untuk membela Negara. Peristiwa ini terkenal dengan nama Tao Yuan Jie Yi (桃园结义), atau ‘Sumpah Persaudaraan Di kebun Persik‘; yang sangat dikagumi oleh orang dari jaman ke jaman, dan dianggap sebagai contoh/lambang persaudaraan sejati!

Lukisan 3 bersaudara yang sedang melaksanakan upacara sumpah angkat saudara ini banyak menjadi objek lukisan, pahatan, dan patung keramik yang sangat disukai orang2 hingga sekarang ini.

Ada banyak cerita tentang Guan Yu yang senantiasa asyik dibicarakan orang Tionghoa, salah sautnya seperti kisah Guan Yu yang hanya berbekal sebilah golok, tanpa bala pasukan, datang memenuhi undangan pesta musuh, karena Negara Shu tidak mau mengembalikan Kota Jingzhou.

Negara Dong Wu (Sun) menyiasati dengan menggelar pesta untuk mengundangnya, lalu berencana menghabisi Guan Yu disana. Guan Yu datang menghadiri pesta itu dengan sebuah perahu kecil beserta puluhan pengikutnya.

Ketika tiba, Ia memandang para menteri dan jenderal Negeri Dong Wu bagai anak kecil, dan dengan kharisma luar biasa, Ia berhasil kembali ke markas dengan selamat.

Baca juga : Lima Jenderal Harimau (Five Tiger Generals)

Battle of Red Cliffs and aftermath

Liu Biao died in 208 and was succeeded by his younger son, Liu Cong, who surrendered Jing Province to Cao Cao when the latter started a campaign that year with the aim of wiping out opposing forces in southern China. Liu Bei evacuated Xinye together with his followers and they headed towards Xiakou, which was guarded by Liu Biao's elder son Liu Qi and independent of Cao Cao's control. Along the journey, Liu Bei divided his party into two groups – one led by Guan Yu which would sail along the river towards Jiangling; another led by Liu Bei which would travel on land. Cao Cao sent 5,000 elite cavalry to pursue Liu Bei's group and they caught up with them at Changban, where the Battle of Changban broke out. Liu Bei and his remaining followers managed to escape from Cao Cao's forces and reach Han Ford (漢津), where Guan Yu's group picked them up and they sailed to Xiakou together.[Sanguozhi others 8][Sanguozhi 12]

In 208, Liu Bei allied with Sun Quan and they defeated Cao Cao at the decisive Battle of Red Cliffs. Cao Cao retreated north after his defeat and left Cao Ren behind to defend Jing Province.[Sanguozhi 13] During the Battle of Jiangling, Guan Yu was stationed at the northern routes to block Cao Ren's supply lines via infiltration. Li Tong engaged Guan Yu, attempting to support Cao Ren's forces, but died from illness during the campaign.[Sanguozhi others 9] Xu Huang and Man Chong also engaged with Guan Yu in Hanjin(漢津) in order support Cao Ren against Zhou Yu.[Sanguozhi others 10] Finally, Yue Jin, stationed in Xiangyang, defeated Guan Yu and Su Fei (蘇非) and drove them away.[Sanguozhi others 11] After seizing and pacifying the various commanderies in southern Jing Province, Liu Bei appointed Guan Yu as the Administrator (太守) of Xiangyang and General Who Defeats Bandits (盪寇將軍), and ordered him to station at the north of the Yangtze River.[Sanguozhi 13]

Konten baru

Pinjaman

Pinjaman

Adapun ketentuan khusus yang mengkhususkan pinjaman dapat dicairkan adalah:

Bola Ne

Bola Ne

Danaslot77 merupakan sebuah situs game online dengan rekomendasi provider terbaik dan terpercaya yang paling banyak di cari oleh semua kalangan masyarakat. Banyak hal yang membuat danaslot77 menjadi salah satu situs yang paling di minati oleh semua golongan orang salah satunya adalah kemudahan dalam melakukan transaksi deposit dan withdraw. Danaslot77 telah menyediakan program sistem transaksi tercepat dan mudah tanpa ribet seperti menggunakan deposit via Qris yang bisa di proses dalam hitungan detik saja. Proses withdraw di situs danaslot77 juga menjadi proses paling cepat dengan hitungan beberapa menit sudah masuk pada rekening pemain tanpa perlu khawatir. Danaslot77 sudah berkerja sama semua jenis bank indonesia hingga e-wallet indonesia bisa di gunakan untuk transaksi di situs danaslot77.

Haruskah

Haruskah

Sifat kasar dalam suatu hubungan bisa memperkeruh rumah tangga. Sifat kasar dapat membuka gerbang kekerasan dalam rumah tangga.

77Rb

77Rb

Hai, apakah Anda ingin mendapat 3 unduhan GRATIS lagi per hari?Dapatkan Ekstra 3

Dewaslot77

Dewaslot77

Selanjutnya ada game bernama Mobile Premier League atau lebih dikenal dengan MPL. Aplikasi penghasil saldo dana ini berisi berbagai kumpulan game yang seru untuk dimainkan. Lewat game seperti fruit dart, fruit chop, pool, chess, bloxmash, archery, fruit slice, bubble shooter dan lainnya. Maka kamu bisa mengumpulkan diamond dengan menjadi top player.

Zigat

Zigat

Selanjutnya ada game bernama Mobile Premier League atau lebih dikenal dengan MPL. Aplikasi penghasil saldo dana ini berisi berbagai kumpulan game yang seru untuk dimainkan. Lewat game seperti fruit dart, fruit chop, pool, chess, bloxmash, archery, fruit slice, bubble shooter dan lainnya. Maka kamu bisa mengumpulkan diamond dengan menjadi top player.

Genolon

Genolon

Temukan berbagai rekomendasi produk Slot Pintu Besi dengan harga terbaru Desember 2024 di UKUR. Belanja online kebutuhan bangunan terbaik paling praktis. Cukup telusuri produk Slot Pintu Besi, pilih model, ukuran, maupun ragam varian lainnya yang sesuai kebutuhan. Pastikan membaca detail dan ulasan terpercaya dari pembeli lainnya. Check Out barang belanjaan anda dan jangan lupa nikmati promo menguntungkan yang tersedia di UKUR!

Orang Bule

Orang Bule

Offenbar hast du diese Funktion zu schnell genutzt. Du wurdest vorübergehend von der Nutzung dieser Funktion blockiert.

Batak Lagu

Batak Lagu

Thanks for reading KUMPULAN LIRIK LAGU BATAK TERBARU DAN TERPOPULER 2017. Please share...!

Dewi 999

Dewi 999

Belanja di App banyak untungnya:

Bola Ne

Bola Ne

Danaslot77 merupakan sebuah situs game online dengan rekomendasi provider terbaik dan terpercaya yang paling banyak di cari oleh semua kalangan masyarakat. Banyak hal yang membuat danaslot77 menjadi salah satu situs yang paling di minati oleh semua golongan orang salah satunya adalah kemudahan dalam melakukan transaksi deposit dan withdraw. Danaslot77 telah menyediakan program sistem transaksi tercepat dan mudah tanpa ribet seperti menggunakan deposit via Qris yang bisa di proses dalam hitungan detik saja. Proses withdraw di situs danaslot77 juga menjadi proses paling cepat dengan hitungan beberapa menit sudah masuk pada rekening pemain tanpa perlu khawatir. Danaslot77 sudah berkerja sama semua jenis bank indonesia hingga e-wallet indonesia bisa di gunakan untuk transaksi di situs danaslot77.

5 Besar

5 Besar

Saat ini, sejumlah produsen smartphone tengah berlomba memberikan fitur terbaik dalam produk andalannya. Dari mulai kamera beresolusi tinggi hingga memori besar.

Asik138

Asik138

Victoeria Vici berfokus dalam menciptakan perhiasan custom di Indonesia, menghadirkan desain unik dan berkualitas tinggi yang mencerminkan karakter pelanggan. Dengan inovasi dan layanan responsif, kami berkomitmen menjadi pilihan utama bagi mereka yang mencari perhiasan eksklusif dan bermakna.

Putri Jp

Putri Jp

Offenbar hast du diese Funktion zu schnell genutzt. Du wurdest vorübergehend von der Nutzung dieser Funktion blockiert.

Dad Zoro

Dad Zoro

Nama Panggilan Teratas untuk zoro - ꧁ঔৣŽØŘØঔৣ꧂™, ɪᴛᴀᴄʜɪシ, ☠ 𝕽oronoa zoro☠®™, Roronoa zoro, ༒OP_ZØRØ?࿐, zoro, 『ᴹᵛᴸ』•࿐ 丹7メ✨, 𝗥𝗼𝗿𝗼𝗻𝗼𝗮☯︎𝗭𝗼𝗿𝗼. Pilih nama untuk game, jejaring sosial, dan merek dari daftar kami atau kirimkan nama panggilan Anda.

Bet Bola

Bet Bola

In today's fast-paced world, where children spend more time indoors than outdoors, the significance of safe outdoor play spaces cannot be overstated. The role of…

Goputra

Goputra

Offenbar hast du diese Funktion zu schnell genutzt. Du wurdest vorübergehend von der Nutzung dieser Funktion blockiert.

Uang 5K

Uang 5K

Offenbar hast du diese Funktion zu schnell genutzt. Du wurdest vorübergehend von der Nutzung dieser Funktion blockiert.

Kaisar 4D

Kaisar 4D

Tường thuật trực tiếp bóng đá Kaisar Kyzylorda vs FC Astana vào lúc 21:00 ngày 18/09, trận đấu thuộc khuôn khổ Kazakhstan: Premier League.